Nama: Arinindya Melina
NPM : 11111163
Kelas : 4KA40
2. A. Arsitektur
Sisi Client
-
Mengatur user interface
-
Program yang digunakan untuk melakukan
request ke server dan mengolah respon dari server
-
Menampilkan
informasi yang berasal dari server (teks dan gambar)
-
Menerima dan memeriksa sintaks input
dari pemakai
-
Memberikan response balik kepada pemakai
2. B. Arsitektur Sisi Server
- Berbentuk
software/program (daemon, httpd) yang
dijalankan pada komputer server
- Menerima
dan memproses basis data yang diminta dari client
- Berfungsi
agar dokumen web yang disimpan di server dapat diakses oleh user melalui
internet/intranet
- Web
servers : server yang menyediakan layanan web
- Memeriksa
autorisasi
- Menjamin
tidak terjadi pelanggaran terhadap integrity
constraint
- Melakukan
query/pemrosesan update dan memindahkan response ke client
- Memelihara
data dictionary
- Menyediakan
kontrol recovery
2. C. Kolaborasi arsitektur sisi client dan sisi
server
1. Standalone (one-tier)
Pada arsitektur ini
semua pemrosesan dilakukan pada mainframe. Kode aplikasi, data dan semua
komponen sistem ditempatkan dan dijalankan pada host. Seperti terlihat pada
gambar 1.1.
Walaupun komputer
client dipakai untuk mengakses mainframe, tidak ada pemrosesan yang terjadi
pada mesin ini, dan karena mereka “dump-client” atau “dump-terminal”. Tipe
model ini, dimana semua pemrosesan terjadi secara terpusat, dikenal sebagai
berbasis-host. Sekilas dapat dilihat kesalahan pada model ini. Ada dua masalah
pada komputasi berbasis host: Pertama, semua pemrosesan terjadi pada sebuah
mesin tunggal, sehingga semakin banyak user yang mengakses host, semakin
kewalahan jadinya. Jika sebuah perusahaan memiliki beberapa kantor pusat, user
yang dapat mengakses mainframe adalah yang berlokasi pada tempat itu,
membiarkan kantor lain tanpa akses ke aplikasi yang ada.
Pada saat itu jaringan
sudah ada namun masih dalam tahap bayi, dan umumnya digunakan untuk
menghubungkan terminal dump dan mainframe. Internet baru saja dikembangkan oleh
pemerintah US dan pada saat itu dikenal sebagai ARPANET. Namun keterbatasan
yang dikenakan pada user mainframe dan jaringan telah mulai dihapus.
2. Client/Server
(two-tier)
Dalam model
client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server.
Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak client dan
sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan, seperti terlihat dalam
gambar 1.2. Aplikasi ditempatkan pada komputer client dan mesin database
dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke
database yang mengirimkan kembali data ke client-nya.
Dalam client/server,
client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk bagian dari aplikasi yang
berinteraksi dengan user, termasuk logika bisnis dan komunikasi dengan server
database. Tipe-tipe tugas yang terjadi pada client adalah :
·
Antarmuka pengguna
·
Interaksi database
·
Pengambilan dan modifikasi data
·
Sejumlah aturan bisnis
·
Penanganan kesalahan
Server database berisi
mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan, dan trigger (yang juga
berisi aturan bisnis). Dalam sistem client/server, sebagian besar logika bisnis
biasanya diterapkan dalam database. Server database manangani :
·
Manajemen data
·
Keamanan
·
Query, trigger, prosedur tersimpan
·
Penangan kesalahan
Arsitektur
client/server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi beban pemrosesan
dari komputer sentral ke komputer client. Ini berarti semakin banyak user
bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak akan menurun
dengan cepat. Dengan client/server user dair berbagai lokasi dapat mengakses
data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun masih
terdapat kelemahan pada model ini. Selain menjalankan tugas-tugas tertentu,
kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar aplikasi.
Model client/server memiliki sejumlah
keterbatasan :
·
Kurangnya skalabilitas
·
Koneksi database dijaga
·
Tidak ada keterbaharuan kode
·
Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi
Aplikasi-aplikasi
berbasis client/server memiliki kekurangan pada skalabilitas. Skalabilitas
adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani suatu kebutuhan yang meningkat –
misalnya, 50 user tambahan yang mengakses aplikasi tersebut. Walaupun model
client/server lebih terukur daripada model berbasis host, masih banyak
pemrosesan yang terjadi pada server. Dalam model client/server semakin banyak
client yang menggunakan suatu aplikasi, semakin banyak beban pada server.
Koneksi database harus
dijaga untuk masing-masing client. Koneksi menghabiskan sumber daya server yang
berharga dan masing-masing client tambahan diterjemahkan ke dalam satu atau
beberapa koneksi. Logika kode tidak bisa didaur ulang karena kode aplikasi ada
dalam sebuah pelaksanaan executable monolitik pada client. Ini juga menjadikan
modifikasi pada kode sumber sulit. Penyusunan ulang perubahan itu ke semua
komputer client juga membuat sakit kepala.
Keamanan dan transaksi
juga harus dikodekan sebagai pengganti penanganan oleh COM+/MTS. Bukan berarti
model client/server bukanlah merupakan model yang layak bagi aplikasi-aplikasi.
Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah user terbatas bekerja sempurna
dengan model ini. Kemudahan pengembangan aplikasi client/server turut
menjadikannya sebuah solusi menarik bagi perusahaan.
Pengembangan umumnya
jauh lebih cepat dengan tipe sistem ini. Siklus pengembangan yang lebih cepat ini
tidak hanya menjadikan aplikasi meningkat dan berjalan dengan cepat namun juga
lebih hemat biaya.
3. Three-Tier /
Multi-Tier
Model three-tier atau
multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur
client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan
(atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam
arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
·
Layanan presentasi (tingkat client)
·
Layanan bisnis (tingkat menengah)
·
Layanan data (tingkat sumber data)
Layanan presentasi atau
logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika bisnis
dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan
layanan data berisi server database. Setiap tingkatan dalam model three-tier
berada pada komputer tersendiri, seperti pada gambar 1.3
Konsep model three-tier
adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasi
aplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar